Wednesday, August 26, 2015

48 PERTANYAAN TENTANG RDA

Diterjemahkan secara bebas oleh Wishnu Hardi dari website Joint Steering Committee for RDA Development http://www.rda-jsc.org/archivedsite/rdafaq.html#3-2  Silahkan meng-copy dengan menyebutkan sumber. FAQ mengenai RDA ini dirilis sebelum RDA secara resmi diimplementasikan sehingga mungkin beberapa informasi mengenai RDA perlu di-update sesuai dengan kondisi terkini.

1.       Apakah RDA?
RDA adalah singkatan dari “Resource Description and Access” yang merupakan standar pengatalogan baru yang menggantikan AACR2.

2.       Mengapa bukan AACR3?
Pada bulan April 2005, Joint Steering Committee for the Revision of AACR (JSC) dan organisasi induknya, Committee of Principals (CoP)menerima banyak masukan dari hasil revisi part I AACR3 yang pada intinya agar mengubah pendekatan dalam melihat struktur revisi AACR3. Setelah mengevaluasi beberapa alternatif, komite memutuskan bahwa diperlukan suatu standar pengatalogan baru yang didesain untuk era digital. Visi JSC adalah membuat sebuah standar yang dilengkapi panduan dan instruksi untuk pembuatan deskripsi dan akses sumber informasi baik format analog maupun digital, di mana record tersebut dapat digunakan di berbagai lingkungan digital (internet, web OPAC, dsb.).

3.       Mengapa nama AACR berubah menjadi RDA?
Nama RDA – Resource Description and Access merefleksikan perubahan dalam format dan cakupan dari visi JSC dan COP yang sepakati pada bulan April 2005. RDA adalah standar pengatalogan untuk membuat deskripsi dan akses sumber informasi yang didesain untuk era digital. Yang ditawarkan RDA adalah:
·         Sebuah kerangka kerja fleksibel untuk pendeskripsian sumber informasi analog dan digital
·         Data yang mudah diadaptasi ke dalam struktur database yang ada saat ini
·         Data dapat kompatibel dengan record-record yang telah ada pada sistem katalog online

4.       Mengapa diperlukan standar pengatalogan yang benar-benar baru?
AACR2 pertama kali diterbitkan pada tahun 1978 dan meskipun telah mengalami revisi beberapa kali oleh JSC, desain AACR2 tetaplah berorientasi pada katalog kartu. International Conference on the Principles and Future Development of AACR yang diselenggarakan di Toronto tahun 1997 mengidentifikasi beberapa permasalahan substansial pada AACR2. Pemutakhiran AACR2 yang dilakukan segera setelah konferensi belum dapat mengatasi persoalan yang ada. Pada akhirnya JSC menyimpulkan bahwa diperlukan pemikiran ulang yang fundamental terhadap standar pengatalogan yang berlaku saat ini agar benar-benar dapat merespon tantangan dan peluang di era dunia digital. 

 5.       Siapa yang mengembangkan RDA?
Joint Steering Committee for Development of RDA (JSC) dengan  bekerja sama dengan RDA editor adalah pihak yang bertanggung jawab atas pengembangan RDA. Anggota JSC terdiri dari perwakilan komunitas besar pengatalogan Anglo-American, antara lain American Library Association (ALA), Australian Committee on Cataloguing (ACOC), British Library (BL), Canadian Committee on Cataloguing (CCC), Chartered Institute of Library and Information Professionals (CILIP), dan Library of Congress (LC). Tim JSC dan RDA editor dibantu oleh sekretaris JSC dan project manager.

6.       Kepada siapa JSC memberikan laporan?
JSC memberikan laporan secara berkala ke Committee of Principals dan perwakilan asosiasi perpustakaan di Kanada, Inggris, dan Amerika, British Library, Library and Archives Canada, Library of Congress, dan National Library of Australia. Informasi lebih jauh mengenai struktur keorganisasian dapat dilihat pada http://www.aacr2.org/governance.html

7.       Apakah ada pihak-pihak lain yang berpartisipasi dalam pengembangan RDA?
Ya. Masing-masing anggota JSC memiliki kolega di tempat mereka bekerja dan turut membantu memonitor dan berbagi informasi dengan anggota JSC yang lain. JSC juga memiliki tim komunikasi yang bertanggung jawab untuk urusan kerja sama dengan para stakeholder RDA seperti, manajemen perpustakaan, pendidik ilmu perpustakaan, vendor sistem perpustakaan, dan organisasi lainnya di level nasional maupun internasional. Adapun tim yang berperan dalam persiapan implementasi RDA adalah Appendices Working Group yang bertugas merevisi apendiks untuk bab kapitalisasi dan abreviasi, dan dua tim RDA Examples yang bertugas me-review dan meng-update contoh-contoh record RDA.

8.       Siapa yang menerbitkan RDA?
Co-Publisher (American Library Association, Canadian Library Association, dan Chartered Institute of Library and Information Professionals) bertanggung jawab atas penerbitan RDA untuk versi online maupun offline.

9.       Bagaimana JSC mengambil suatu keputusan?
Pengambilan keputusan oleh JSC dilakukan melalui serangkaian proses konsultasi dengan komunitas perpustakaan dan para stakeholder. Ketika mengambil keputusan final soal RDA, anggota JSC menggunakan kerangka pemahaman yang berasaskan nilai-nilai kompromi dan kesepakatan yang saling menguntungkan.

10.   Apakah RDA hanya bisa digunakan oleh perpustakaan?
RDA dibangun di atas fondasi Anglo-American Cataloguing Rules (AACR) yang terdiri dari seperangkat instruksi dan panduan lengkap untuk pembuatan deskripsi dan akses ke sumber informasi untuk semua jenis konten dan media. RDA dikembangkan untuk perpustakaan, namun demikian dalam penyusunannya RDA tetap berkonsultasi dengan berbagai komunitas di luar sektor perpustakaan (arsip, musemum, penerbit, pendidik, vendor sistem perpustakaan, dsb.) Upaya ini dilakukan demi terciptanya harmonisasi RDA dengan standar metadata yang digunakan komunitas tersebut.

11.   Apa kaitan RDA dengan pernyataan yang dikeluarkan oleh International Cataloguing Principles?
RDA dikembangkan bersamaan dengan revisi Paris Principles 1961 yang dilakukan oleh IFLA (International Federation of Library Associations and Institutions). Meskipun proyek ini berbeda, namun dalam proses pengerjaannya tetap saling mengetahui satu sama lain. JSC dan IFLA memiliki hubungan formal di mana para anggotanya saling mengisi kelompok kerja pada masing-masing proyek. Anggota JSC turut berpartisipasi pada pertemuan-pertemuan para ahli pengatalogan dan penyusunan Statement of International Cataloguing Principles.

12.   Apakah FRBR dan bagaimana keterkaitannya dengan RDA?
Akronim “FRBR” merupakan singkatan dari Functional Requirements for Bibliographic Records. FRBR dikembangkan oleh IFLA Study Group (1992-1997). IFLA terus memonitor penerapan FRBR dan mempromosikan penggunaannya. FRBR mencakup model konseptual dari suatu entitas bibliografi beserta hubungan dan attribute-nya; mengidentifikasi tugas spesifik (user tasks) pengguna dalam menemukan, mengidentifikasi, memilih, dan mendapatkan informasi yang diinginkan; dan merekomendasikan seperangkat elemen data bibliografi untuk konteks nasional.
FRBR adalah model konseptual yang menjadi fondasi dasar RDA. RDA menggunakan terminologi FRBR (contohnya pada entitas bibliografi: work, expression, manifestation, dan item) dan attribute FRBR sebagai basis untuk elemen data dalam pembuatan deskripsi bibliografi; mendefinisikan hubungan FRBR dan menjadikan tugas pengguna dalam FRBR (find, identify, select, obtain) sebagai dasar dalam mendefinisikan elemen data yang wajib digunakan; serta menyertakan FRAD (Functional Requirements for Authority Data) sebagai authority control.

13.   Seperti apa struktur RDA?
JSC menyetujui struktur baru yang diusulkan oleh RDA Editor pada pertemuan yang diadakan bulan Oktober 2007. Struktur RDA menghubungkan lebih dekat elemen data dengan entitas dan tugas pengguna (find, identify, select, obtain) dalam FRBR. RDA terdiri dari 10 section di mana pada bagian pertama dari section-section tersebut berfokus pada pencantuman attributes untuk masing-masing entitas FRBR, sedangkan pada bagian keduanya berfokus pada pencantuman hubungan atau relationship antar masing-masing entitas.

Recording attributes
Section 1 - Recording attributes of manifestation and item
Section 2 - Recording attributes of work and expression
Section 3 - Recording attributes of person, family, and corporate body
Section 4 - Recording attributes of concept, object, event, and place

Recording relationships
Section 5 - Recording primary relationships
Section 6 - Recording relationships to persons, families, and corporate bodies associated with a resource
Section 7 - Recording subject relationships
Section 8 - Recording relationships between works, expressions, manifestations and items
Section 9 - Recording relationships between persons, families, and corporate bodies
Section 10 - Recording relationships between concepts, objects, events, and places

Pada setiap section terdapat panduan umum dan chapter untuk masing-masing entitas. Setiap chapter akan selalu berasosasi dengan user task dalam FRBR. Chapter mengenai pencantuman attributes dan relationships untuk entitas concepts, objects, dan events akan ditempatkan dalam rilis RDA yang akan datang. Instruksi-instruksi untuk pencantuman attributes dan relationships untuk entitas places tetap berada dalam cakupan AACR2 chapter 23. Bab general introduction dan appendices menjelaskan abbreviation, capitalization, dan data presentation
.
14.   Apa saja yang terkandung di dalam RDA?
RDA berisi panduan dan instruksi pencantuman attributes masing-masing entitas FRBR (works, expressions, manifestations, dan items) dan relationships (hubungan) antar entitas dengan penanggung jawab intelektualnya (persons, families, dan corporate bodies). Sebagaimana halnya dengan AACR2, RDA mengatur pembuatan deskripsi bibliografi dan access points. RDA juga memuat informasi yang berkaitan dengan reference (AACR chapter 26) dan hubungan antar records.

15.   Apa saja yang tidak termasuk dalam RDA?
Untuk sementara RDA tidak memuat instruksi mengenai subject heading (Entitas Grup 3 FRBR), namun tetap mendefinisikan hubungan entitas tersebut dengan entitas Group 1 FRBR. Meskipun demikian, RDA telah menyediakan chapter khusus (sections 4 dan 10) yang bisa digunakan untuk entitas Grup 3 FRBR sebagai antisipasi pengembangan RDA lebih lanjut. RDA juga tidak memberikan instruksi pengatalogan yang berkaitan dengan klasifikasi atau cutter number, content designation untuk penggunaan format MARC 21 dan XML.

16.   Apakah RDA berfokus pada pencantuman data, presentasi data, atau keduanya?
Salah satu elemen kunci dalam RDA adalah adanya pemisahan yang tegas dan jelas antara pencantuman data dan presentasi data. Fokus utama RDA adalah menyediakan panduan dan instruksi untuk pencantuman data untuk merefleksikan atributtes atau hubungan antar masing-masing entitas yang didefinisikan dalam FRBR dan FRAD.

17.   Apakah punktuasi ISBD diperlukan dalam RDA?
Penyusunan elemen data dan punktuasi berdasarkan ISBD tidak diperlukan. Informasi mengenai presentasi data  RDA dalam ISBD dapat dilihat pada Appendix D.

18.   Apakah RDA memuat daftar GMD (general material designation) dan SMD (specific material designation)?
Perwakilan dari komunitas penerbitan, ONIX dan JSC telah sama-sama mengetahui variasi jenis konten dan carrier dalam RDA. Informasi mengenai jenis, format, carrier dari suatu konten tetap dicantumkan namun dengan menggunakan beberapa istilah yang berbeda. Aspek-aspek bibliografi jenis konten tertentu, misalnya bahan kartografi, teks, numerik akan dicantumkan terpisah dengan jenis carrier (microform, electronic resource, dsb.). Sedangkan untuk SMD tetap menggunakan istilah-istilah yang sudah ada dan umum digunakan.

19.   Apakah ada fleksibilitas dalam pengatalogan menggunakan RDA khususnya pada elemen-elemen data yang spesifik; atau dengan kata lain apakah RDA mengatur tentang elemen data yang diperlukan dan tidak diperlukan?
Dalam RDA, beberapa elemen-elemen data tertentu ditandai sebagai ‘core element’. Pada masing-masing section RDA memuat daftar core elements untuk section tersebut, sedangkan pada bagian General Introduction memuat daftar lengkap dari seluruh core elements
.
20.   Banyak yang mempertanyakan relevansi penerapan “main entry”pada sistem katalog online. Bagaimana RDA melihat konsep “main entry”?
Konsep main entry yang biasa digunakan pada katalog kartu tidak lagi diterapkan pada sistem katalog online maupun RDA. Meskipun demikian, preferred access point tetap dibutuhkan untuk entitas work dan expression khususnya ketika membuat bibliographic citation dan kolokasi works dan expression pada sistem katalog online. Pada section 2 RDA terdapat instruksi yang menjelaskan tentang cara mengkonstruksi preferred access point untuk merepresentasikan entitas works dan expressions.

21.   Apa yang terjadi dengan bab mengenai bahan pustaka mengenai music, continuing resources, cartographic materials?
Selama bertahun-tahum RDA bereksperimen dengan beragam cara pendeskripsian yang mempertahankan bab-bab yang memuat instruksi untuk jenis konten dan bahan pustaka tertentu. Namun demikian, cara ini tidak lagi bisa diterapkan untuk pengatalogan materi digital karena akan memaksa cataloguer untuk membuka beberapa bab sekaligus ketika melakukan pengatalogan sebuah bahan pustaka. Struktur RDA menghubungkan lebih dekat elemen data dengan entitas dan tugas pengguna (user task) dalam FRBR. 

RDA terdiri dari 10 section di mana pada bagian pertama dari section-section tersebut berfokus pada pencantuman attributes untuk masing-masing entitas FRBR, sedangkan pada bagian kedua dari section-section tersebut berfokus pada pendefinisiam hubungan antar masing-masing entitas. Setiap bab berisi panduan umum dan instruksi setiap entitas yang selalu berasosiasi dengan tugas pengguna dalam FRBR. Instruksi khusus untuk jenis konten tertentu sudah tercakup dalam instruksi umum. Pada RDA versi online, cataloguer akan lebih mudah menemukan instruksi-intruksi yang relevan dan berkaitan ketika mengatalog jenis konten tertentu.

22.   Apakah RDA memberikan contoh-contoh record?
Ya. RDA Examples Group telah dibentuk sebagai upaya untuk me-review contoh-contoh record yang sudah ada dan membuat contoh-contoh record baru jika diperlukan. Contoh-contoh record RDA terbaru akan ditambahkan ke dalam draft RDA dan sebagian lainnya akan dimuat pada RDA versi online.

23.   Bagaimana RDA mengatur pengatalogan untuk satu judul namun memiliki beberapa manifestation? Apakah RDA merekomendasikan cataloguer untuk menggunakan satu record untuk semua manifestations dari judul yang sama atau menggunakan record yang berbeda untuk masing-masing manifestations?
Pertanyaan ini mengarah pada praktek pengatalogan yang dihadapi cataloguer saat ini di mana satu judul memiliki beberapa manifestation. Ada dua teknik yang bisa dilakukan. Yang pertama membuat record untuk masing-masing manifestation (sebagaimana yang direkomendasikan pada AACR dan RDA) dan kemudian menampilkan seluruh record tersebut kepada user. Cara yang kedua adalah membuat satu record untuk semua manifestations dari satu judul yang sama.

Teknik membuat satu record untuk semua manifestations dikembangkan sebagai cara perpustakaan untuk menampilkan berbagai versi dari satu judul tertentu dengan cara yang mudah dan efisien. Meskipun praktek ini umum digunakan, namun kurang efektif jika dilihat dari aspek data sharing. Sebuah record yang mengkombinasikan beberapa manifestations tidak dapat digunakan oleh perpustakaan lain tanpa melakukan pengeditan yang cukup susbtansial untuk menghapus versi yang tidak dimiliki oleh perpustakaan tersebut. Teknik single record ini dikembangkan sebelum konsep FRBR mulai digaungkan.

Pada model konseptual FRBR, atributte dari sebuah hasil karya dikelompokkan menjadi empat entitas: work, expression, manifestation, dan item. Entitas work dan expression bisa digunakan untuk menempatkan entitas manifestations sama dengan uniform titles namun dengan tingkat presisi yang lebih baik. Record-record ini kemudian bisa tampilkan secara lebih mudah dan bermanfaat kepada user. Disisi lain, data sharing antar perpustakaan tetap bisa berjalan secara efektif.

Sama seperti AACR, RDA merekomendasikan menggunakan record yang berbeda untuk masing-masing manifestation.

24.   Bagaimana cara memberikan komentar atau usulan mengenai RDA?
JSC telah membentuk Outreach Group untuk membangun hubungan dengan para stakeholder yang terdiri dari pembuat kebijakan dibidang pengatalogan (Cina, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Rusia), komunitas metadata (Dublin Core Metadata Initiative), pusat arsip, museum, dan penerbit. Hubungan yang terbangun dengan para stakeholders merepresentasikan pandangan dari komunitas stakeholders dalam merespon RDA.
  
25.   Apakah perlu bagi perpustakaan untuk mengubah record-record yang sudah ada?
JSC telah menyepakati bahwa record-record yang dibuat dengan menggunakan RDA akan kompatibel dengan record-record AACR dan jika persoalan inkompatibilitas maka akan diteliti dengan seksama sebelum dilakukan perubahan lebih lanjut. Komitmen ini tetap berlaku hingga hari ini. Namun demikian, ada beberapa kasus di mana headings memerlukan modifikasi. Melakukan updating headings secara global sekarang lebih mudah jika dibandingkan sebelum era teknologi online.

26.   Apakah dampak RDA terhadap sistem perpustakaan?
Hal ini bergantung pada sejauh mana vendor sistem perpustakaan akan mengadopsi RDA dalam software mereka. Outreach Group dan RDA Project Manager melihat vendor sistem perpustakaan sebagai stakeholder penting dalam proses pengembangan RDA dan akan terus memberikan dokumen-dokumen tentang RDA untuk dikomentari agar mereka tetap up-to-date dengan proses pengembangan RDA online.Iinstruksi-instruksi RDA didesain untuk bersifat independen terhadap format, media, atau sistem yang digunakan untuk menyimpan dan mengkomunikasikan data, dan akan mudah beradaptasi dengan struktur database-database terkini.

27.   Apakah perubahan pada display katalog diperlukan?
Sistem perpustakaan dan OPAC diharapkan dapat mengambil manfaat penuh dari record yang dibuat dengan RDA dibangun di atas struktur FRBR. Penyesuaian sistem ini akan meningkatkan efektifitas penelusuran di mana user dapat mencari, mengidentifikasi, memilih, dan mendapatkan sumber informasi yang diinginkan. Sebagai contoh, suatu konten yang tersedia dalam berbagai format, seperti tercetak, online, microform, rekaman suara akan ditampilkan secara berkelompok untuk memperlihatkan masing-masing jenis koleksi yang berkorelasi dengan entitas work atau expression. Cara ini memudahkan user dalam melihat dan berpindah di antara karya-karya yang berkaitan.

28.   Kapan RDA akan dirilis?
Co-Publishers akan menerbitkan RDA pada bulan Juni 2010.

29.   Dalam format apa RDA akan dirilis?
RDA pertama kali dikembangkan sebagai produk database online agar dapat memasukan fitur-fitur dan fungsi-fungsi lain ketika mengakses secara online. Setelah RDA online dirilis, Co-Publishers baru dapat mengidentifikasi kebutuhan akan produk offline secara lebih akurat (misalnya tercetak, CD-ROM).

30.   Berapa harga RDA?
Co-Publishers mempunyai tanggung jawab untuk menjaga harga produk RDA tetap terjangkau karena customer RDA adalah juga anggota dan bagian dari tim RDA. Sebagai sebuah produk online, RDA memiliki banyak keunggulan jika dibandingkan versi cetaknya, antara lain dengan membuat proses pengatalogan menjadi lebih mudah, cepat, dan kolaboratif. Sebagai contoh, pengguna RDA dapat melakukan browsing, scrolling, membuat catatan secara online, mencetak, menandai instruksi tertentu, melakukan searching, membuat desain, menyimpan, dan akses ke cataloguing tools yang berkaitan.

Berbagai kelebihan tersebut menjadi salah satu pertimbangan dalam penentuan harga RDA online. Produk database online umumnya ditawarkan secara berlangganan karena adanya biaya-biaya yang digunakan untuk hosting, updating, upgrading, dan file maintenance yang tidak akan ditemukan pada produk tercetak. Produk tercetak bersifat tetap dan tidak bisa mengakomodasi perubahan secara cepat. Produk tercetak juga tidak ‘hidup’ dan tidak memerlukan modal untuk pembuatan aplikasi kolaboratif. ALA Publishing,  Canadian Library Association (CLA), dan Chartered Institute of Library and Information Professionals telah membuat suatu strategi harga yang berkonsentrasi pada keragaman pasar pada segmen yang specifik. Beberapa opsi harga dibuat berdasarkan beberapa pertimbangan berikut:

Sistem berlangganan berdasarkan kuota akses user untuk perpustakaan, perpustakaan kecil, konsorsium, area layanan perpustakaan, jumlah staff, organisasi for-profit, perpustakaan sekolah, dsb.

Sistem berlangganan berdasarkan batasan akses, misalnya akses pada versi atau bagian utama saja, versi untuk pendidikan dan pelatihan, atau tujuan pengatalogan khusus (peta, dsb.)
Sistem berlangganan dengan batasan waktu

Opsi e-book bagi customer yang tidak memerlukan akses ke standar pengatalogan lainnya

Perpustakaan atau institusi selain di Negara Australia, Canada, Inggris, Eropa, Amerika Serikat, dan Meksiko


31.   Apakah RDA akan disertai instruksi untuk penggunaan kode MARC?
AACR2 dan MARC 21 pada dasarnya adalah dua standar yang berbeda yang dibuat untuk tujuan yang berbeda pula. AACR2 adalah standar untuk konten dan display data sedangkan MARC 21 adalah encoding standard. Pengembangan RDA dilakukan lebih berfokus pada content standard daripada encoding standard. RDA sangat perlu untuk memisahkan kedua fungsi yang berbeda ini. RDA berisi panduan untuk pembuatan deskripsi bibliografi dan authority. MARC 21 adalah salah satu skema encoding yang bisa digunakan untuk RDA, namun demikian penggunaan skema lain seperti MODS dan Dublin Core juga sangat dimungkinkan untuk digunakan dalam RDA.

32.   Bagaimana RDA akan mempengaruhi records yang dibuat dengan menggunakan MARC 21?
RDA/MARC Working Group telah mengajukan beberapa proposal perubahan format MARC 21 untuk mengakomodasi encoding data RDA. Daftar proposal dan hasil diskusi dapat dilihat pada http://www.rda-jsc.org/rdamarcwg.html . JSC berharap agar seluruh elemen data RDA dapat dimasukan ke dalam struktur MARC 21 dengan menggunakan panduan MARC 21 yang sudah tersedia untuk kodifikasi dan urutan elemen data.  Dengan demikian, RDA tidak mengubah display data dalam format MARC. Appendix D RDA memetakan penggunaan data bibliografi MARC 21 terhadap RDA, sedangkan pada Appendix E memetakan penggunaan authority MARC 21 terhadap RDA.

33.   Apakah diperlukan pelatihan sebelum mengadopsi RDA?
Sebagaimana halnya sebuah standar baru, adanya pelatihan akan memudahkan proses implementasinya. Jika anda sudah familiar dengan AACR2 pada akan lebih memudah dalam mempelajari RDA terutama dalam pengorganisasi aturan-aturan dan kosa kata dalam RDA. Informasi mengenai perbedaan utama antara AACR dengan RDA akan disosialisasikan untuk memudahkan proses transisi dan karena RDA berbasis web maka user akan lebih mudah mencari instruksi yang diperlukan.

Ada beberapa urutan  persiapan penerapan RDA. Pertama adalah familiarisasi dengan konsep dan kosa kata FRBR. Kedua, mengikuti perkembangan RDA dengan membaca draft dan komentar mengenai RDA. Informasi mengenai RDA dapat dilihat pada: http://www.rda-jsc.org/rda.html dan http://www.rda-jsc.org/rdadiscuss.html

Pada bulan Oktober 2007, empat perpustakaan nasional yang terlibat langsung dengan pengembangan RDA (British Library, Library and Archives Canada, Library of Congress, dan National Library of Australia) sepakat untuk mengimplementasikan RDA. Kesepakatan tersebut dituangkan dalam sebuah pernyataan : “Demi kelancaran transisi RDA, empat perpustakaan nasional akan bekerja sama dalam proses pengimplementasian RDA, antara lain pelatihan, pendokumentasian, dan keputusan-keputusan untuk implementasi di level nasional. 

Perkembangan terbaru mengenai RDA akan diinformasikan secara berkala agar komunitas perpustakaan di masing-masing negara dapat mengetahui sejauh mana implementasi sudah dilakukan dan apa saja keputusan-keputusan yang diambil dalam kebijakan pengatalogan.

34.   Saat ini saya masih menggunakan AACR2. Seperti apa perbedaan mendasar antara AACR2 dengan RDA?

Yang menjadi fondasi dasar RDA adalah Functional Requirements for Bibliographic Records (FRBR) dan Functional Requirements for Authority Data (FRAD) sedangkan pada AACR2 fondasinya adalah ISBD. Struktur RDA merefleksikan perbedaan tersebut.
JSC menyetujui struktur baru yang diusulkan oleh RDA Editor pada pertemuan yang diadakan bulan Oktober 2007. Struktur RDA menghubungkan lebih dekat elemen data dengan entitas dan user tasks dalam FRBR. RDA terdiri dari 10 section di mana pada bagian pertama dari section-section tersebut berfokus pada pencantuman attributes untuk masing-masing entitas FRBR,sedangkan bagian kedua dari section-section tersebut berfokus pada pencantuman hubungan antar entitas.

Recording attributes
Section 1 - Recording attributes of manifestation and item
Section 2 - Recording attributes of work and expression
Section 3 - Recording attributes of person, family, and corporate body
Section 4 - Recording attributes of concept, object, event, and place

Recording relationships
Section 5 - Recording primary relationships
Section 6 - Recording relationships to persons, families, and corporate bodies associated with a resource
Section 7 - Recording subject relationships
Section 8 - Recording relationships between works, expressions, manifestations and items
Section 9 - Recording relationships between persons, families, and corporate bodies
Section 10 - Recording relationships between concepts, objects, events, and places

Pada setiap section terdapat panduan umum dan chapter untuk masing-masing entitas. Setiap chapter akan selalu berasosasi dengan user task dalam FRBR. Chapter mengenai pencantuman attributes dan relationships untuk entitas concepts, objects, dan events akan ditempatkan dalam rilis RDA yang akan datang. Instruksi-instruksi untuk pencantuman attributes dan relationships untuk entitas places tetap berada dalam cakupan AACR2 chapter 23. Bab general introduction dan appendices menjelaskan abbreviation, capitalization, dan data presentation.

35.   Alat bantu apa yang diperlukan untuk mempelajari RDA?
Jika anda sudah familiar dengan AACR 2 pada akan lebih memudah dalam mempelajari RDA terutama dalam pengorganisasi aturan-aturan dan kosa kata dalam RDA. Informasi mengenai perbedaan utama antara AACR dengan RDA akan disosialisasikan untuk memudahkan proses transisi dan karena RDA berbasis web maka user akan lebih mudah mencari instruksi yang diperlukan. JSC akan memprioritaskan dalam mencari aturan sebagaimana yang telah dilakukan pada transisi ke AACR2. Perubahan diatur berdasarkan area/elemen, dan pemetaan dengan MARC 21. Materi-materi tambah akan dikembangkan seiring dengan penyempurnaan RDA. RDA online dilengkapi dengan fitur-fitur yang memudahkan user dalam memilih interface yang berbeda, membuat kertas kerja, melihat perbedaan level kelengkapan elemen data, dan memudahkan user dalam menggunakan hyperlinks untuk berpindah dari satu instruksi ke instruksi lainnya.

36.   Bagaimana training untuk staff dan mahasiswa ilmu perpustakaan yang baru mengenal RDA serta mereka yang tidak familiar dengan AACR2?
Bagi user yang baru pertama kali mengenal aturan pengatalogan perlu mendapatkan pemahaman mengenai prinsip-prinsip pengatalogan terlebih dahulu. Prinsip-prinsip dalam pengatalogan yang dimaksud meliputi pemahaman akan tujuan pengatalogan deskriptif dan perlunya standardisasi transkripsi data dan format headings. Mereka juga perlu memahami adanya beragamnya institusi yang membuat metadata untuk koleksi mereka (perpustakaan, pusat arsip, museum, komunitas metadata). Diskusi mengenai dapat dimasukan sebagai materi training bagi user yang baru mengenal dunia pengatalogan. Setelah mendapatkan pemahaman mengenai konsep RDA, praktek pengatalogan menjadi bagian penting dari proses pembelajaran. RDA online memfasilitasi proses belajar karena dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik user, misalnya untuk tutorial dasar.

37.   Jika ISBD tidak wajib lagi, apakah RDA menyediakan instruksi urutan elemen data untuk pengatalogan deskriptif?
RDA mengidentifikasi elemen data yang digunakan untuk pengatalogan deskriptif kemudian membuat urutan mengikuti apa yang sudah ada pada AACR2. RDA tidak memberikan instruksi yang mengatur tentang urutan elemen data dalam sebuah record. Namun demikian, jika perpustakaan, konsorsium, atau komunitas metadata memutuskan untuk tetap menggunakan ISBD, maka itu menjadi pilihan mereka. Setiap section RDA memuat daftar core element tersebut sedangkan daftar lengkap core element bisa dilihat pada General Introduction.

38.   Training RDA seperti apa yang diperlukan untuk Access Point?
Sebagian besar instruksi pembuatan access point hampir sama dengan AACR2. JSC telah menyepakati sejak awal bahwa record-record yang dibuat dengan RDA akan kompatibel dengan AACR2 dan bilamana terjadi inkompatibilitas maka akan diteliti dengan seksama sebelum dilakukan perubahan lebih lanjut. Komitmen ini tetap berlaku hingga hari ini. Namun demikian, beberapa heading tetap perlu dilakukan modifikasi.  Melakukan global updating untuk heading sekarang ini lebh mudah jika dibandingkan pada masa sebelum era sistem katalog online.

39.   Bagaimana RDA online dapat mempermudah training?
Training dengan RDA online lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan format tercetaknya. RDA onlinejuga  dilengkapi beberapa fitur, antara lain:
§  Pengaturan akses sesuai dengan kebutuhan (full view, core view)
§  Fitur-fitur hyperlinks yang memudahkan cataloguer untuk berpindah dari satu instruksi ke instruksi lainnya kemudian kembali lagi ke instruksi awal.

Co-Publishers RDA (the American Library Association, the Canadian Library Association, dan CILIP) sedang dalam proses pembuatan desain baru RDA sebagai penyempurnaan dari versi sebelumnya. JSC akan mengumumkan bilamana prototype RDA sudah tersedia.

40.   Apa yang perlu kita persiapkan untuk RDA?
Yang pertama kali perlu dilakukan mempelajari konsep dan struktur RDA chapter demi chpater supaya lebih familiar. Bulan Juni 2010 adalah waktu di mana RDA akan dirilis. Tenggat waktu yang ada dapat dimanfaatkan oleh staff untuk melakukan training dan persiapan implementasi. Perpustakaan Nasional di Australia, Kanada, Inggris, dan Library of Congress telah berkomitmen untuk mengimplementasikan RDA. Meskipun perpustakaan-perpustakaan tersebut tidak memiliki tanggung jawab untuk memberikan training diluar lembaga mereka, namun demikian mereka tetap memberikan panduan mengenai opsi-opsi yang ada dalam RDA dan menyediakan dokumentasi RDA.

Perpustakaan nasional juga akan mengumumkan jadwal rencana implementasi supaya perpustakaan-perpustakaan lainnya dan komunitas metadata mengetahui rencana tersebut. Tentu saja, banyak keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan lokal masing-masing perpustakaan atau konsorsium. Semua keputusan yang diambil didokumentasikan dan manual yang ada perlu diupdate sesuai kebutuhan. Beberapa aspek dari pengembangan RDA akan mempengaruhi MARC21. Sebagai contoh, beberapa elemen data RDA untuk jenis dan format dari suatu konten akan memerlukan kode yang baru yang berbeda dengan prinsip GMD. RDA/MARC Working Group telah dibentuk untuk menangani proposal perubahan format MARC 21 agar dapat mengakomodasi data RDA.

JSC berharap agar seluruh elemen data RDA dapat dimasukan ke dalam struktur MARC 21 dengan menggunakan panduan MARC 21 yang sudah tersedia untuk kodifikasi dan urutan elemen data.  Dengan demikian, RDA tidak mengubah display data dalam format MARC. Appendix D RDA memetakan penggunaan data bibliografi MARC 21 terhadap RDA, sedangkan pada Appendix E memetakan penggunaan authority MARC 21 terhadap RDA.

41.   Di mana saya bisa mendapatkan informasi mengenai model konseptual yang menjadi fondasi dasar RDA?
Perubahan terbesar dari AACR2 ke RDA terdapat pada model konseptual yang menjadi fondasi dasar RDA: Functional Requirements for Bibliographic Records (FRBR) dan Functional Requirements for Authority Data, (FRAD). FRBR adalah sebuah model konseptual yang menjadi struktur dan hubungan antar data bibliografi. FRAD adalah model konseptual yang menjadi fondasi bagi access points and authority control. Pengembangan RDA dilakukan sejalan dengan penyusunan prinsip-prinsip dan tujuan dari pengatalogan sebagaimana tertuang dalam Statement of International Cataloguing Principles, yang kemudian ditindaklanjuti oleh IFLA Meetings of Experts on an International Cataloguing Code (IME ICC)
.
Salah satu langkah persiapan terpenting untuk RDA mencoba untuk familiar dengan prinsip-prinsip yang mendasari RDA, model konseptual, dan user tasks. Informasi mengenai Statement of International Cataloguing Principles dapat dilihat pada http://www.ifla.org/publications/statement-of-international-cataloguing-principles   

Dan untuk starting point dalam mempelajari FRBR bisa dilihat pada dokumen yang ditulis oleh Barbara Tillet http://www.loc.gov/cds/FRBR.html  Laporan akhir mengenai FRBR dapat dilihat pada http://www.ifla.org/publications/functional-requirements-for-bibliographic-records

42.   Mengapa uji coba RDA perlu dilakukan di awal kemunculannya?
Uji coba RDA dilakukan sebagai respon terhadap beberapa persoalan yang diidentifikasi oleh Library of Congress Working Group on the Future of Bibliographic Control. Persoalan ini menjadi perhatian tiga perpustakaan nasional di Amerika Library of Congress, National Library of Medicine, dan National Agricultural Library) yang pada akhirnya sepakat untuk membuat keputusan bersama apakah pada akhirnya akan mengimplementasikan RDA atau tidak setelah uji coba RDA. Tujuan dari uji coba itu sendiri sebenarnya untuk memastikan kelayakan implementasi RDA dari segi operasional, teknis, dan ekonomis. Uji coba dilakukan oleh tiga perpustakaan nasional tersebut di atas dan 20 partisipan dari komunitas perpustakaan di Amerika Serikat. Dokumen hasil uji coba dapat dilihat pada http://www.loc.gov/bibliographic-future/rda/  

43.   Bagaimana dengan perpustakaan nasional Negara lain yang terlibat dalam pengembangan RDA? Mengapa uji coba hanya dilakukan di Amerika Serikat?
Perpustakaan nasional yang juga bertanggung jawab atas RDA content (British Library, Library and Archives Canada, and National Library of Australia) turut memonitor uji coba implementasi RDA di Amerika Serikat namun tidak akan melakukan uji coba pada level yang sama. Sebaliknya, uji coba pada perpustakaan nasional tersebut akan terfokus pada persiapannya saja. Perpustakaan-perpustakaan nasional bersama-sama dengan Library of Congress sepakat untuk memuluskan proses transisi RDA meskipun masih ada beberapa persoalan teknis terkait implementasinya. Press release mengenai implementasi RDA dapat dilihat pada http://www.rda-jsc.org/rdaimpl.html

44.   Apa tujuan dari uji coba RDA?
Uji coba RDA dilakukan untuk mengetahui apakah RDA online memiliki manfaat yang cukup memadai di awal kemunculannya dan demi untuk mewujudkan tujuan JSC yaitu membuat sebuah standar pengatalogan yang baru. Berdasarkan analisis hasil uji coba serta mempertimbangkan biaya implementasi , tiga perpustakaan nasional di Amerika Serikat (Library of Congress, National Agricultural Library, dan National Library of Medicine)akan memutuskan apakah akan mengimplementasika RDA di perpustakaan mereka atau tidak. Informasi mengenai tujuan RDA dapat diakses pada http://www.rda-jsc.org/docs/5rda-objectivesrev2.pdf

45.   Perpustakaan mana yang akan melakukan uji coba implementasi RDA?
Agar proses uji coba dapat berjalan efektif dan terkelola dengan baik, maka dibentuklah US National Libraries RDA Test Steering Committee. Jumlah partisipan yang ikut serta dalam proses uji coba formal ini dibatasi 20. Dan untuk memastikan komunitas cataloguing di Amerika Serikat terwakili seluruhnya, Steering Committee berupaya untuk mengikutsertakan partisipan yang terdiri dari konsorsium perpustakaan, vendor/penerbit buku, pengajar ilmu perpustakaan, pusat arsip, universitas, perpustakaan lembaga pemerintah, dan perpustakaan khusus. Vendor sistem dan developer juga berpartisipasi dalam uji coba agar RDA nantinya bisa bermanfaat bagi semua partisipan.

46.   Metodologi apa yang digunakan dalam uji coba implementasi RDA?
Sekitar 20 lembaga yang disebut sebagai test partner yang mewakili  komunitas cataloguing (perpustakaan, vendor, individu, konsorsium, pendidik, dsb.) dipilih untuk berpartisipasi dalam uji coba formal RDA. Setiap test partner kemudian akan memilih 2 staf yang akan melakukan uji coba pengatalogan. Semua test partner akan langsung melaporkan hasil uji coba RDA ke US National Libraries RDA Test Steering Committee.

Steering Committee akan memilih 20-25 bahan pustaka yang diujicobakan yang meliputi format analog dan digital yang tersimpan dikoleksi masing-masing perpustakaan. Uji coba akan mencakup bahan monograf, audio video, serials, dan sumber-sumber informasi yang terintegrasi.
Setiap test partner kemudian diminta untuk membuat record dari setiap bahan pustaka dengan menggunakan salah satu standar, yaitu RDA dan standar pengatalogan yang digunakan saat ini, misalnya AACR2, DACS, VRA. Staf tidak diperkenankan mengatalog dengan menggunakan dua standar pengatalogan untuk setiap bahan pustaka.

Sebagai bagian dari rangkaian uji coba, test partner juga akan membuat record RDA sesuai dengan kategori masing-masing, termasuk bahan pustaka untuk materi khusus, misalnya dalam Bahasa asing, bahan kartografi, lembaran music. Pada uji coba ini, standar pengatalogan yang digunakan adalah RDA.

Lalu masing-masing test partner kemudian diminta untuk melengkapi kuesioner online untuk mendapatkan informasi lama waktu yang diperlukan untuk membuat sebuah record dan aspek kualitatifnya misalnya tingkat kesulitan dalam memahami instruksi RDA dan instruksi standar pengatalogan lain; perubahan alur kerja seperti apa yang diperlukan untuk pengatalogan RDA; hambatan yang muncul dalam penggunaan RDA pada sistem masing-masing; dan model konsultasi dengan kolega atau dokumentasi seperti apa yang diperlukan dalam membuat record RDA.

Sebagai bagian penilaian aspek kualitatif, test partner mengumpulkan feedback tentang record RDA yang mereka buat dari staf yang mereka tugaskan.

Record-record RDA yang telah dibuat oleh test partner kemudian akan di-review dan dianalisis oleh Steering Committee.

47.   Berapa lama uji coba RDA akan berlangsung?
Masa uji coba di perpustakaan nasional di Amerika Serikat akan berlangsung selama 6 bulan yang  dimulai sejak ketika RDA online diluncurkan (akhir 2009). 3 bulan pertama dari masa uji coba akan difokuskan pada training dan praktek menggunakan RDA online. Selanjutnya, 3 bulan kedua akan difokuskan pada pembuat record-record RDA.

Di akhir masa uji coba Steering Committee akan memerlukan waktu selama 3 bulan untuk menganalisis hasil uji coba dan feedback dari komunitas pengatalogan di Amerika Serikat.

48.   Bagaimana informasi hasil uji coba RDA akan didiseminasikan?
Dokumentasi dan informasi mengenai uji coba RDA di perpustakaan nasional di Amerika Serikat dapat dilihat pada http://www.loc.gov/bibliographic-future/rda/

Contoh record RDA pilihan untuk judul Indonesia (August 2015)

From stagnation to pick the new hopes : the condition of freedom of religion/belief in Indonesia, 2014 / authors, Halili, Bonar Tigor Naipospos ; editors, Ismail Hasani, Suryadi A. Radjab ; translator, Juwarti Hafsah.
ISBN 9786021866887
Jakarta : Pustaka Masyarakat Setara, 2015.
x, 252 pages : illustrations ; 23 cm
Summary:
In the perspective of protection guarantee on freedom of religion, 2014 is the year of transition from Yudhoyono’s to Jokowi’s regime. It’s noted that the former government’s policy created the stagnant situation which is incline to be dangerous. Will Jokowi’s regime be better in running this issue? Some indicators should be seen to assess whether or not new hope will be delivered.

Catalog view http://catalogue.nla.gov.au/Record/6858875


Mengelola keragaman di Indonesia : agama dan isu-isu globalisasi, kekerasan, gender, dan bencana di Indonesia / editor, Bernard Adeney-Risakotta ; penerjemah, Gunawan Admiranto.
ISBN 9789794338803
Bandung : PT Mizan Pustaka, 2015.
356 pages : illustrations ; 24 cm
Summary:
A collection of writings on how to manage diversity in Indonesia. Begins by outlining the history of religious diversity in Asia and strategies for creating religious harmony and the impact of globalization on religion. The next section explains the relationship among religion, violence, and gender issues. Other part focuses on the contribution of religions in resolving various social problems in Indonesia.


Catalog view http://catalogue.nla.gov.au/Record/6857962