Wednesday, March 24, 2021

Dampak Library Refence Model (LRM) terhadap RDA

Perubahan model konseptual dari FRBR ke LRM berdampak secara signfikan pada RDA, antara lain:

  • Pendefinisian ulang dari konsep entitas, user-task, relationship dan lain-lain
  • Perubahan struktur model hierarki entitas menjadi struktur tunggal yang lebih dengan menggunakan istilah superclass dan subclass. Penekanan pada aspek relasional data dengan menggunakan konsep "is-A" relationship
  • Selain mewarisi sejumlah entitas dari FRBR, ada beberapa penambahan entitas baru, yaitu (Res, nomen, agent, collective agent, place, time span). Res adalah entitas tertinggi dalam hierarki yang dapat berupa konsep abstrak maupun objek fisik. Nomen hubungan antara entitas dengan sebutan yang merujuk padanya. Dalam konsep LRM, Agent merupakan entitas superclass, yang menjadi superior dari dua entitas subclass dibawahnya, yaitu person dan collective agent, di mana collective agent terdiri family dan corporate body. Namun, family dan corporate body tidak lagi dianggap sebagai entitas karena tidak memiliki atribut spesifik dan relationship
  • Beberapa entitas dan istilah mulai tidak lagi digunakan dalam aturan pendeskripsian, antara lain, Family, Corporate Body, Identifier, Controlled Access Point, Rules, Agency, Concept, Object, Event
  • Dampak yang paling besar dari penerapan LRM adalah dilakukannya penyusunan ulang struktur dan desain RDA yang dikenal sebagai 3R project (RDA Redesign and Restructure). Project ini dilakukan agar RDA selaras dengan konsep LRM dengan cara memperbaiki struktur data yang mendasari RDA, membuat instruksi-instruksi lebih general, dan mengembangkan pendekatan baru untuk relationship designators

Tuesday, March 23, 2021

LRM sebagai Landasan RDA


Library Reference Model (LRM) yang dikembangkan oleh IFLA adalah model konseptual tingkat tinggi yang mengkonsolidasi tiga model sebelumnya, yaitu FRBR, FRAD, dan FRSAD. Harmonisasi ketiga model konseptual tersebut dilakukan dengan mencari commonalities (keumuman) dalam struktur sumber daya bibliografis. Karena merupakan hasil konsolidasi, maka LRM masih mewarisi sejumlah konsep entitas dan relationship dari model sebelumnya, yaitu dengan mempertahankan sejumlah entitas dan melakukan penambahan beberapa entitas baru, seperti Res, Nomen, dan Agent. Selain itu, dilakukan pula perubahan struktur hierarki dan penetapan definisi baru terhadap sejumlah konsep.

Setelah melalui berbagai proses pengujian dan evaluasi, maka telah menjadi kesepakatan internasional bahwa LRM menjadi dasar untuk membuat peraturan pengatalogan dan sistem bibliografi. Namun demikian, model ini tidak terikat pada standar manapun karena tujuannya adalah untuk membuat konsep semantik umum yang tidak ambigu. Dan yang perlu digaris bawahi adalah bahwa LRM ini sangat dipengaruhi oleh teknologi web semantik untuk mengakomodasi kebutuhan komunitas RDA linked data.

Perubahan FRBR menjadi LRM

Ada sejumlah faktor yang melatarbelakangi perubahan model konseptual dari Functional Requirement for Bibliographic Record (FRBR) ke Library Reference Model (LRM). Jika dirunut ke belakang, pada awalnya IFLA mengembangkan model konseptual FRBR, kemudian dari sini lahir dua model perluasan yaitu FRAD dan FRSAD. Ketiga model ini saling berkaitan erat karena itu sering disebut sebagai FRBR family. Meskipun demikian, ketiga model konseptual ini dikembangkan secara terpisah oleh tim yang berbeda-beda. Dalam penerapannya di perpustakaan, ada beberapa permasalahan pada model konseptual ini, antara lain:

  • Kesulitan perpustakaan harus mengaplikasikan 3 model ini secara bersamaan, kemudian muncul pertanyaan bagaimana cara mengintegrasikan model ini dalam satu aplikasi. Tidak ada panduan untuk mengatasi kontradiksi yang ada sehingga menyebabkan intepretasi yang tidak konsisten pada penerapannya. 
  • Tingkat granularitas elemen data yang berbeda-beda pada masing-masing grup. Sebagai contoh, FRBR terdiri dari 11 entitas, sedangkan FRSAD hanya terdiri dari 1 entitas (thema)
  • Adanya perbedaan dalam cara memahami entitas pada masing-masing grup. Sebagai contoh, pada FRBR yang dimaksud entitas person adalah individu real yang masih hidup maupun yang sudah tidak ada, sedangkan pada FRAD yang dimaksud entitas person adalah individu real dan karakter fiktif

Sebelum  menjadi LRM sebenarnya sudah FRBR sudah sempat berubah menjadi menjadi FRBRoo (Functional Requirement for Bibliographic Record Object Oriented), untuk mengakomodasi kebutuhan pengatalogan di sektor museum. Perubahan ini terjadi setelah IFLA menerima berbagai masukan dari museum yang disusun dalam  dokumen Conceptual Reference Model (CIDOC CRM) for Museum Information. Namun dalam perjalanannya, pemodelan FRBRoo formal masih sulit diterapkan oleh museum karena konsepnya dianggapp masih berlandaskan formalisme FRBR yang dianggap terlalu spesifik. Akhirnya IFLA memutuskan mengubah konsep FRBR menjadi model tingkat tinggi dengan mengedepankan aspek keumuman (commonalities) dalam pendeskripsian agar tidak lagi terlalu spesifik sehingga bisa diterapkan secara optimal oleh museum. Model inilah yang kemudian dinamakan IFLA LRM yang disepakati secara internasional sebagai dasar penyusunan peraturan pengatalogan dan sistem informasi bibliografi, termasuk RDA.